Banyak pelajaran yang ku dapat dari perjalanan
singkat ku hari ini. Dimulai dari stasiun kereta
yang selalu ramai. Aku tak jadi penumpang hari ini
hanya sebagai pengantar. Ya aku mengantar lebih
tepatnya menunggui kepulangan kakak ku. Ada
perubahan jadwal penjualan tiket di stasiun
sehingga banyak penumpang yang kecewa. Dari
raut wajah mereka aku mereka sangat kecewa
atau lebih tepatnya geram kepada pegawai
stasiun. Tapi semua hanya di simpan dalam hati.
Pelajaran pertama yang ku dapat ( aku pikir ini tak
akan ku terapkan dalam hidup ku) “jika nati aku
menjadi kepala bagian stasiun kereta api medan
aku akan menyebar selebaran jika ingin melakukan
perubahan jadwal, karena kalau tidak makin
banyak saja dosa yang harus ku tanggung karena
membuat banyak orang terutama orang tua
kecewa”,.
singkat ku hari ini. Dimulai dari stasiun kereta
yang selalu ramai. Aku tak jadi penumpang hari ini
hanya sebagai pengantar. Ya aku mengantar lebih
tepatnya menunggui kepulangan kakak ku. Ada
perubahan jadwal penjualan tiket di stasiun
sehingga banyak penumpang yang kecewa. Dari
raut wajah mereka aku mereka sangat kecewa
atau lebih tepatnya geram kepada pegawai
stasiun. Tapi semua hanya di simpan dalam hati.
Pelajaran pertama yang ku dapat ( aku pikir ini tak
akan ku terapkan dalam hidup ku) “jika nati aku
menjadi kepala bagian stasiun kereta api medan
aku akan menyebar selebaran jika ingin melakukan
perubahan jadwal, karena kalau tidak makin
banyak saja dosa yang harus ku tanggung karena
membuat banyak orang terutama orang tua
kecewa”,.
Selain perubahan jadwal penjualan tiket adalagi
perubahan kelas. Kalau sebulan yang lalu kereta
api putri deli atau lebih dikenal dengan sebutan
kereta api “ekonomi” karena memang harganya
ekonomi hanya menyediakan kelas eknomi
sekarang ada penambahan kelas yaitu kelas
bisnis. Aku pikir in ide gila, hanya akan membuat
suatu diskriminasi di lingkungan yang sudah jelas
– jelas sama. Pelajaran kedua yang ku dapat “
jika aku tak mau dianggap bodoh atau bahkan
bodh oleh orang maka jangan lah melakukan suatu
perbedaan atau pengklasifikasian di tempat yang
memang sudah mempunyai derajat yang sama”.
Terlepas dari keretapi tidak membuatku
terlepas dari urusan stasiun. Aku adalah orang
yang suka memperhatikan tingkah orang lain
terutama yang aneh, mungkin karena alasan ini
pula lah dulu aku ingin sekali kuliah di jurusan
psikologi, dialah seorang cleaning servis (CS) di
stasiun da hal aneh yang ku dapati dari
tingkahnya. Aku berfikir dia tidak berbakat menjadi
seorang CS. Dia memaksa menyapu padahal dia
tau di dlam sangat banyak orang dan karena hal
ini dia harus menyapu tempat yang sebenarnya
tidak kotor untuk ukuran Indonesia secara
berulang kali. Pelajaran ketiga “ setiap pekerjaan
harus mempunyai skill”, pelajaran ini yang
kemudian membuatku berfikir dan merenung
“apakah aku punya skill untuk menjadi seorang
guru bahasa inggris??????”
Kali ini aku benar – benar terlepas dari
urusan kereta api dan stasiun. Waktu telah
menunjukkan pukul 17.00 berarti sebentar lagi
kereta berangkat. Aku berpisah dengan kakak ku.
Karena ku pikir sudah sore dan begitu malas
berjalan ke seberang jalan untuk naik angkot aku
memilih untuk menmpang sebuah becak motor
( inilah kendaraan khas Medan ). Saat tangan ini
melambai memanggil siempunya becak mataku
terpaku melihat seseorang yang sebenarnya
sangat memprihatinkan tapi di balik itu semua aku
juga melihat dia menyimpan sebuah semangat
luar biasa untuk berjalan. Dialah seorang pejalan
kaki, tapi bukan sembarang pejalan kaki karena
dia hanya mempunya kaki sebatas lutut yang
ujungnya mengecil begitu juga dengan tangannya,
bersusah payah menyebrang di tengah keramaian
jalan di depan stasiun.Mrnyebrang dengan lancar
tanpa ada rasa ragu,takut kalau keserempet mobil
seperti yang kurasakan saat menyebrang di
tempat ini. Akhirnya aku urungkan niatku untuk
naik becak, aku putuskan untuk jalan kaki,lebih
sehat pikir ku. Pelajaran keempat “ jika kau ingin
sukses teruslah gunakan kaki mu untuk berjalan
selagi kau sanggup untuk berjalan, berlari jika
bisa berlari da melompatlah setinggi mngkin untuk
meraih cita – cita mu”.
Aku menyebrang berjalan ditrotoar di
depan orang – orang penjual buku. Ingin rasanya
mampir untuk membeli buku, atau sekedar
numpang bca comic favorit ku seperti yang biasa
kulakukan jika berada di tempat ini. Tapi ku
urungkan karena langit mendung mulai datang. Di
tengah perjalanan aku melihat empat orang yang
aku pikir sebuah keluarga kecil. Begitu bahagia
begitu harmonis. Mencari buku. Anak anaknya
kutaksir sebaya dengan ku dan dengan adikku.
Mereka mencari buku di temani kedua
orangtuanya. Anaknya memilih buku, ibunya
menawar harga dan ayahnya membayar buku.
Selesai.Aku teringat keluarga di kampung. Aku
ingin seperti mereka. Tapi sangat sulit untuk bisa
pergi bersama. Sibuk. Alasan pertama. Tapi
bersukur karena aku sampai sekarang mama
masih selalu menemniku jika ingin membeli
sesuatu walaupun tak seerti dulu, karena memang
kendaraan pun tak memungkinkan untuk
mengikutsertakan bapak. Pelajaran kelima “ jika
kau ingin membeli sesuatu ajaklah ibu mu maka
kau akan bisa menghemat sedikit uangmu, karena
kau akan mendapat harga miring jiak mengajaknya
walaupun kadang harus menanggung malu kalo
ibu mu tipe orang yang menganut paham teori
eknomi klasik ( dengan mdal sedikit mendapatkan
keuntungan sebanyak – banyaknya) hahaha.
Untung ibu ku menganut paham ekonomi
klasikmodern. Ini teori ku, teori mu apa????
Setelah melewati para penjual buku itu aku
harus menyebrang lagi untung kali ini sepi.
Proses penyebrangan pun lancar dan aku
membelok kekiri melewati gedung kuno kantor pos
pusat medan, dari sekian banyak kantor di medan
hanya kantor ini yang indah arsitekturnya jika
melihatnya aku seperti merasa berada di zaman
penjajahan belanda dulu. Aku harus menaiki
jembatan penyebrangan dan sampai lah di tenpat
menunggu angkot tujuan ku, satu yang tak ku suka
dari tempat ini adlah aroma yang tak sedap alias
aroma pesing. Ntah siapalah yang begitu percaya
diri memamerkan zat sisa yang tak tampak tapi
terasa itu di tempat umum seperti ini. Atau
mungkin ini lagi – lagi dikarenakan uang karena
kau tau di Indonesia tak ada yang gratis, sampai
toilet yang keadaanya dan kebersihannya
memrihatinkan sekalipun mengutip dana jika ingin
memakainya. Ini lah yang unik dari negeri ku.
Pelajaran keenam” jika nanti aku bisa jalan – jalan
ke luar negri hal yang pertama akan ku cari
adalah toilet umum dan aku akan memastikan itu
gratis atau tidak, jika gratis puas – puaskan lah
memakainya selagi belum kembali ke tanah air”
Tak butuh waktu lma untuk menunggu
angkot tujuanku karena begitu banyak angkot
jurusan tempatku tinggal . Ku stop satu angkot
yang penumpangnya tidak begitu ramai, aku
mengambil posisi di ujung tapi tidak di pojok
karena kulihat ada seseorang di sana, aku berpikir
dia adalah pelanggan warung kopi sejati karena
jika penumpang lain duduk dengan rapi dia
seenaknya duduk menyamping mengangkangkan
kaki dan menaikkan salah satunya ke bangku, aku
merasa dia memperhatikan kan ku, pikiran ku
berkecamuk, bayangan kejahatan di dalam angkot
menghantuiku, langsung ku genggam tas
selempang ku, hape di kantong tiba – tiba
bergetar tak henti – hentinya, ingin sekali melihat
layar hape itu tapi aku teringat pesan mama dan
kakak ku “ jangan main hp di angkot” ku biarkan
hp itu berdering dan itu membuat ku merasa
kegelian, aku berharap angkot ini akan berjalan
denga kencang sekencang kecepatan cahaya tapi
yang ada sebaliknya geraknya seperti seput
slowly, penumpang sat persatu turun tinggal
tesisa empat penumpang yaitu aku, seorang
wanita yang duduk di depan ku, si pelanggan
warung kopi dan seorang pria yang duduk di
depan sopir. Tak lama berselang wanita yang
duduk di depan ku turun tersisa lah aku dan
pelanggan wrung kopi di jk belakang. Aku semakin
menundukkan kepalaku. Tiba – tiba angkot
berhenti dan seseorang disamping ku bergerak
keluar. Hatiku begitu girang yes yes lelaki warung
kopi itu sudah turun. Aman. Aku mendongakkan
kepalaku dan Oh My God aku hanya melihat
seorang wnita di luar, dia tersenyum kepadaku,
ya ampun ternyata dia bukan lah lelaki kedai kopi,
kalo aku tau dia juga wanita aku tak perlu
memeluk erat tas dan menundukkan kepela ku
karena begitu mendongak leher ini terasa begitu
pegal.
Pelajaran ketujuh “ jangan melihat seseorang dari
cara duduk nya karena itu hanya akan menyiksa
diri mu”.
NB = aku repost dari note fb, agar lebih banyak backup haha
Sedikit menginspirasi walau agak absurd:D
ReplyDeleteCool deh hehe
hahah tapi itu nyata tejadi
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete