Aku masih terpaku di depan ermin sambil menyisir rambut panjangku, sesekali aku menyunggingkan senyum penuh makna tapi aku tak tau apa maknanya. Aku bahagia karena sebentar lagi pujaan hatiku akan mempersuntingku. Jery pria yang aku sukai sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus . Dan aku dan semua orang tak pernah menyangka aku bisa menjadi wanita anggun dan feminim seperti ini. Ini semua karena taruhan gila sahabatku
****
“ Ri ntar temenin aku belanja ya lagi ada big sale hari ini”
“sory nay hari ini aku latihan karate”
“huh kamu ini cewek kok hobi nya karate “
“itu penting tau”
Itu lah nay sahabat ku cewek yang hobi berburu big sale, wanita modis yang selalu berusaha tampil feminim. Penggila warna pink sehingga sering kali ia memaksakan diri memakai pernak pernik berbau pink di tubuhnya sampai – sampai ia dijuluki miss pinky.
Hari itu ntah untuk apa kami pergi ke kampus karena dari empat mata kuliah yang terjadwal hari itu tak satupun dosen yang masuk, tak perlu ditanya bagaimana perasaan para mahasiswa, karena sudah dapat dipastikan mereka akan bahagia sekali andai situasi ini terjadi setiap hari. Untuk menghabiskan waktu aku dan Nay pergi ke kantin, tidak seperti biasaya hari itu keadaan kantin sangantlah sepi hanya ada tiga penghuni yaitu aku,nay da penjaga kantin.
Sedang asiknya ngobrol, tiba – tiba seorang dosen yang diakui kegantengannya di kampus ini memasuki kantin.
“ riiii gateng banget calon pacar aku, i love you so much lah pak,” bisik nay kepadaku
“hmmm beraninya ngomong sama aku, langsung ke orang nya lah kalo berani”
“ehhhm kalo aku berani dapet apa”
“kamu mau apa”
“oke taruhan ya, mas ini jadi saksi nya, kalo aku berani kamu mau melakukan apa pun yang aku minta” kata nay sambil menarik penjaga kantin
“oke deal”
Selain terkenal sebagai miss pinky nay juga terkenal sebagai manusia yang mempunya rasa percaya paling tinggi di seatero kampus bukan itu saja ia juga terkeal karena kenekatannya dalam melakukan sesuatu. Tapi aku yakin untuk hal satu ini dia tak kan nekat, karena dia selalu gugup bila berada di dekat pak Radit. Nay mengerutkan keingny , aku yakin dia tak akan berani menerima tantangan ku tapi tiba tiba di berdiri dan berjalan mendekati meja pak radit.
“ pagi pak, tumben pagi – pagi sudah ada di kantin”, obrolan diantara mereka berdua pun terjadi dan aku mendengar dengan jelas nay mengatakan “i love you pak” pada pak radit
Oh my god, ternyata dia benar – benar nekat. Dan aku kalah.
***
“nay please jangan itu tantanganya”
“no no no sekali itu tetap itu, aku aja berani nerima tantangan mu kok, sudah lah Cuma seminggu kok”
“tapi ini susah, kamu tau kan....”,
“no komen,” sergap nay memotong kata – kata ku
Siang itu aku benar – benar tak bisa koonsentrasi memikirkan tantangan dari nay, dan besok harus ku lakukan. Mungkin itu tantangan gampang untuk cewek seperti nay dan sejenisnya, tapi untuk ku?? Aku berharap besok kiamat datang.
***
Tok... tok ....tok....
Tak ku hirau kan suara ketukan di pintu, aku masih saja mematung di depan cermin ini. Aku seperti melihat bayngan lain di cermin itu, trus bayangan ku di mana?
“riiii cepatlah sudah setengah delapan ini, hari ini kita presentasi”, nay berteriak dari luar sambil mengetuk pintu sekeras mungkin
Aku tau hari ini aku harus presentasi, da aku tau dosen yang masuk juga dosen yang mendapat gelar “the killer” di kampus, tapi bagaimana mungkin aku bisa presentasi dengan penampila ku seperti ini.
Akhirnya dengan berat hati aku pumembuka pintu, dan nay sudah ada di depan pintu sambil menenteng sepasang sepatu high hills, ya ampun kegilaan apa lagi ini.
“ OMG riri kamu cantik sekali, beda banget, apalagi di tambah dengan sepatu ini”, puji nay sambil menyerahkan sepatu.
“aduh nay gak ah, aku gak mau pake itu”
“pake rii kan gak lucu pakaiannya sudah sangat anggun eh dilihat sepatunya sepatu kets”
“bodoh ah, ayo pergi”
“pake ri ingat janji mu, kalo kamu gak mau pake aku gak mau jadi sahabat mu lagi”
Ingin rasanya aku tonjok sahabatku ini, aku yakin semua orang aka menertawaka ku di kampus nanti. Bagaimana mungkin seorang riri yang dikenal sebagai ketua karate, yang tak pernah memakai rok kecuali rok sekolah dulu tiba tiba memakai rok, riri yang selalu memakai sepatu kets kemana – mana tiba – tiba memakai high heals, dan riri yang bahkan tak pernah memakai sekedar bedak bayi tiba – tiba wajahnya di poles dengan segala macam make up.
Sepanjang jalan aku merasa orang – orang melihat dan menertawakan penampilan baruku ini,
“lihat ri orang – orang berdecak kagum melihat penampilanmu kamu cantik ri”
Aku hanya diam, tak ku hiraukan lagi perkataan sahabat gila ku ini. Dan akhirnya aku sampai juga di kelas ku yang berada do lantai tiga dan harus kulaui dengan penuh perjuangan karea hampir saja aku terjatuh saat menaikki tangga hal itu yang akhir memaksaku membuka sepatu ku dan menentengya lalu kemudia memakainya lagi di depan pintu kelas. Saat masuk kelas dosen killer itu ternyata belum datang, tiba – tiba suasana kelas hening semua orang melihat ku dari ujung rambut sampai ujung kaki mereka seolah menelanjangiku dengan tatapan aneh itu, aku yakin mereka akan tertawa lebar sebentar lagi. Tapi sampai dosen datang tak juga ku dengar tawa itu.
Akhirnya kuliah hari ini selesai, dan ku ingin sesegera mungkin pulang. Tapi tiba – tiba
“ri kamu pulang naik angkot ya, aku ada urusan ni”
“haaah”
Tak bisa ku bayangkan aku harus naik angkot dengan penampilan seperti ini, akhirnya mau tidak mau aku naik juga keatas angkot ini, dan saat angkot berhenti dan aku harus turun tiba – tiba
Bruuuuuk, rok yang ku pakai tersangkut di pintu angkot dan aku pun terjerembab.
“huh harus jalan lagi jedalam jauh”, gerutu ku dalam hati.
Karena terlalu memikirkan penampilan ku aku tak sadar di depa ku sudah ada seseorang yang amat ku kenal, ingin rasanya aku segera lari darinya tapi sepatu ini menghalangiku.
“ririiiiiii,”
“eh ma.. ma... maaf jery tadi aku melmun gak lihat ada kamu”, katu ku tertunduk malu
“riri kamu cantik sekali”
“ha..haa... haa...”, aku pun kebingungan harus berkata apa, terlalu gugup karena untuk ertama kalinya aku di puji cowok yang ku suka.
“emmm aku pulang dulu ya jer”, aku meninggalkan jery begitu saja padahal ingin rasanya berlama – lama ngobrol dengannya.
***
Auuuuuuuuuu, jeritku saat nay megobati kaki ku yang lecet karena memakai sepatu setan itu,
“sudah ya nay sudah satu minggu ni”
“iya iya maaf ya rii, gak bermaksud menyiksa mu, Cuma mau menyadarkan mu dan orang – orang kalo kamu itu catik dan bisa juga jadi wanita yang anggun”
“iya gak apa – apa, aku tau kok”
“ eh tapi jery kemarin bilang sama aku kamu cantik loh rii,”
“owh gitu ya, yaudah lah nay aku capek mau tidur”
“yasudah tidurlah, aku harap kamu memikirkan untuk pelan – pelan merubah penampilanmu”
Naya pun menutup pintu, hmm feminim satu minggu sebenarnya asyik juga, memang sudah seharusnya aku menampilkan sisi feminimku yang tersembunyi selama ini.
No comments:
Post a Comment