Aku tak pernah menyangka bisa menginjakkan kaki di negara impianku ini.Mesir negara yang penuh dengan misteri peradaban.Negara yang bangunannya mempunyai nilai seni yang tinggi karena sejarahnya.Dulu aku dan sahabatku Nida bercerita semua hal tentang Mesir disela-sela waktu luang kami.,bahkan jika ada uang lebih kami selalu memakainya unuk membeli buku yang menggambarkan negara ini.Bahkan kami pernah membeli novel karya anak negri ini yang sangat fenomenal karena ceritanya tapi kami membeli novel itu bukan karena ceritanya tapi sekali lagi karena sang penulis memakai latar belakang kota kairo salah satu kota di Mesir.Tapi aku dan Nida tidak pernah sekali pun bermimpi atau lebih tepatnya takut untuk bermimpi menginjakkan kaki kami di Mesir.
***
“Sebentar lagi kita tamat SMA Nid,kita akan memulai langkah awal kehidupan kita selanjutnya”,
“iya rin,kita masih harus kuliah dan kerja,tapi aku tak yakin bisa merasakan itu semua”,Nida berkata sambil menundukkan kepalanya sekilas aku melihat perubahan air mukanya.
“itu bukanlah hal yang mustahil Nid,aplagi untuk orang seperti mu.Kau anak yang pintar dan orang tua mu juga orang berada”.
“kau macam tak tau bagaimana orang tua ku”,Nida menunduk dan sekilas aku melihat kesedihan di wajahnya.Dia menangis
Ah kasihan sahabatku satu ini,dia termasuk keluarga yang berada.Bagaimana tidak orang tuanya mempunyai perkebunan sawit berhektar-hektar dan aku yakin kalau Cuma untuk menguliahkannya saja tidak akan menguras habis uang orang tuanya,karena Nida bukanlah remaja yang selalu mengikuti trendsetter.Dia tidak akan memakai uangnya kecuali untuk amal dan ilmu.Tapi cara berpikir orang tuanya dan tempat kelahirannya yang membuat itu semua serasa tak mungkin,.
Orang tua Nida berpikir lebih baik membeli kebun sawit dari pada menyekolahkan anaknya bagi meraka asal anaknya sudah bisa baca dan tulis serta berhitung itu sudah cukup,makanya orang tuanya tidak ambil pusing saat dua adik laki-lakinya hanya mempunyai ijajah SD,toh mereka juga sudah mempunyai penghasilan sendiri dari kebun sawit yang diwasiatkan pada mereka.Dan memang disana tidak ada anak perempuan sebaya Nida yang belum menikah. Semua sudah menikah bahkan ada teman kecil Nida yang sudah mempunyai anak tiga. Mereka masih beranggapan bahwa pekerjaan perempuan hanya tiga yaitu di dapur,mengurus anak dan melayani suami dan itu semua tidaklah perlu sekolah setinggi-tingginya. Ah pikiran yang kolot,itu kan sama saja mereka tidak menghargai perjuangan R.A Kartini yang memperjungkan emansipasi wanita.Itulah komentar ku waktu dulu Nida cerita padaku dan dia hanya bisa tersenyum getir.
***
“Eh rin,sohibmu kenapa tu sendirian di perpus dan kayaknya lagi nangis,Juli yang baru keluar dari perpus mendatangiku,
“Sohibku siapa??Nida??”.
“ya iyalah masa ya iya dong,namaku ja Julia masa Julidong”,
“kenapa Nida nangis??”
“ih rin plis deh!!!di tanya balik nanya,kau kan soulmatenya masa gak tau,mungkin dia putus cinta kali”,
Nida putus cinta!!!! Gak mungkinlah pacar aja dia gak punya.
“sok tau kau rin dia gak punya pacar,paling-paling kau cemburu kan??”.
Aku langsung pergi mejauhi Juli bisa stress aku kalo ngelawani dia terus.Tapi apa iya nida patah hati.Kenapa aku ini,aku seperti disetrum dengan kekuatan jutaan volt waktu Juli bilang nida putus cinta,dan waktu dia bilang aku cemburu.Ah gak,gak mungkin aku tak mungkin mencintai nida,dia sahabatku.Kalau memang benar aku mencintai dia ini mungkin yang disebut cinta terlarang.
Aku segera menghampiri Nida tapi sebelum itu aku menenangkan diriku dulu.Ntah kenapa saat ini aku merasa kikuk saat bicara dengannya.Tuhan tolong lah aku,hilang kan perasaan ini,dia sahabat ku
“Nid kau kenapa nangis??
Nida langsung memelukku dan nangis sejadi-jadinya.Ini membutku tambah kikuk.
“tenang Nid,ceritakan padaku apa yang terjadi”,
“Aku gak tau gimana lagi harus menghadapi orang tuaku,semalam aku menelpon mereka dan bilang supaya mereka mengirimkan uang untuk melunasi semua administrasi disekolah,tapi mereka mlah marah-marah”,Nida cerita smbil sesenggukan
“minum dulu Nid biar lebih tenang”,tapi dia menolak dan melanjutkan ceritanya.
“dan waktu aku bilang aku juga akan melanjutkan kuliah,mereka tidak mengijinkan aku kuliah karena Cuma buang-buang uang saja.Dan mereka juga bilang lebih baik menikahkanku dengan anak teman mereka,dan saat aku membantah akhirnya mereka mengijinkan aku kuliah tapi dengan biaya sendiri”.
“mereka mungkin akan membiayai kulihku tapi terserah mereka memberiku uang berapasetiap bulannya,jadi kekurangannya aku harus cari sendiri”.
Hidup ini memang terbalik,orang tua nida yang terbilang kaya susah sekali mengeluarkan uang mereka untuk pendidikan anaknya,sementara aku aaku hanyalah seorang guru honorer,sedangkan ibuku seorang penjual nasi uduk tapi mereka selalu memberiku semangat untuk beani bermimpi mempunyai cita-cita setinggi-tigginya,mereka rela banting tulang agar anak-anaknya bisa sekolah setinggi-tingginya
***
Ini tahun kedua aku menjadi seorang mahasiswa,dan sudah selama itu pula aku berpisah dengan sahabatku Nida.Tapi yang membuat aku sedih perpisahan kami berakhir tragis.Waktu itu aku sudah tidak tahan lagi menyimpan semunya dan aku pikir Nida harus tau perasaanku.Akhirnya saat acara perpisahan sekolah aku mengatakan semunya pada Nida.Aku bilang kalo telah lama aku menyukainya.Dia hanya diam tak menjawab dan aku dapat melihat dia marah sekali
Sejak saat itu kami tak lagi berkomunikasi sampai akhirnya aku merantau ke tanah Jawa dan kuliah disini sementara dia ku dengar dari temanku dia sempat kembali ke kampungnya sebelum akhirnya dia kulih di Medan.Aku mencari kabar tentang dia dari Ratih dan dia juga bilang Nida kuliah sambil bekerja sebagai penjaga warnet dan jika akhir pekan dia mengajar les privat.Ternyata perkataan orang tuanya benar-benar berlaku.
Sementara aku,aku juga kuliah sambil bekerja walau orang tuaku sebenarnya tidak mengiijinkan ku kuliah sambil bekerja,mereka takut aku terlalu lelah dan akhirnya tidak focus dengan kuliahku.Ahh beruntungnya aku mempunyai orangtua seperti mereka.
Aku bekerja di toko buku yang lumayan besar dan selain itu aku juga menambah penghasilan sebagai penulis lepas.
Aku pikir menulis bukanlah pekerjaan karena bagiku itu adalah hobi.Ya walaupun diawal-awalaku menulis,tulisanku lebih srig ditolak dari pada di terima.bagiku itu adalah sesuatu hal yang wajar.Dan aku tak begitu saja puus asa,aku harus bisa menggapai cita-citaku sebagai penulis terkenal.
***
Delapan tahun sudah aku meninggalkan kampong halamanku.Minimnya biaya yang membuatku tidak bisa pulang kampong.Dan baru sekarang aku bisa pulang.Inilah hasil perjuanganku selama ini juga perjungan orang tua ku,dukungan mereka,semangat yang mereka turunkan kepadaku,serta doa-doa yang selalu mereka panjatkan untuk ku.Aku sekarang bekerja di sebuah perusahaan asing dengan gaji yang besar untuk ukuran ibu kota.Dan dengan gaji ku sekarang ini akhirnya aku bisa mewujudkan cita-cita orana tua selama ini.Pergi menunaikan haji
Dan bukan hanya itu,sekarang aku berhasil menulis novel.Sesuatu yang selama ini sangat ku impikan.Dan sebagian novel yang kutulis laku besar dipasaran hingga menyandang BESTSELLER.
***
Dikampung aku kembali bertemu sahabku.Aku meminta maaf atas kejadianku,aku katakana padanya aku sadar cintaku padanya adalah cinta terlarang antara dua sahabat.Dan aku juga mengatakan aku lebih baik kehilangan cinta dari pada harus kehilangan sahabat sepertinya.
Saat mengatakan ini semu aku mengira dia masih marah.Dan ternyata dugaan ku selama ini salah dia tidak pernah marah padaku dan jawabnya membutku terkejut.
“Rin cinta ini memang terlarang jika dijalani saat kita masih merancang masa depan karena semua rancangan itu akan hancur,dan sekarang cinta itu adalah cinta yang indah karena bila saat ini kita tidak merasakannya rancangan yang telah dibangun akan sia-sia”
Jadi…
***
Nida juga sudah mencapai cita-citanya.Dia menjadi pengacara termuda yang terkenal se Sumatera Utara.Dia berhasil membuktikan pada orang tuanya bahwa dia bisa berhasil dengaminimnya biaya yang mereka beri.Tapi aku heran kenapa Nida memilih hukum padal aku tau dia paling tak suka menghapal undang-undang.Dan mustahil orang hukum tidak hapal undang-undang.Aku jadi ingat waktu kami masih sekolah,saat itu guru pendidikan pancasila menugaskan kami menhapal lima pasal undang-undang terserah pasal berapa.Tapi ternyata Nida tidak bisa menghapalnya,sebenarnya bukan karena tidak bisa menghapal,semua teman-teman juga tau Nida paling jago mnghapal.Tapi karena memang dia tidak suka dengan sesuatu yang berkaiyan dengan hukum kecuali hukum agama dia merelakan dirinya mendapat hukuman dari pada harus susah-susah mnghapal.
Waktu ku tanya jenapa memilih hukum,dia memberi alas an yang sederhana
“aku ingin membela kaum perempuan yang tak merasakan emansipasi rin”,sederhana bukan!!!hanya karena pengalaman pribadi.
Dan satu lagi yang membuat aku salut sekaligus iri dia mendapat beasiswa sekolah ke luar negri,dan negara yang di pilihnya adalah Mesir negara yang sejak dulu kami impikan
Selama kuliah di Mesir Nida sering menceritakan kehidupan masyarakat mesir,kota-kota disana,jalan-jalannya sampe ke gang-gangnya pun ia ceritakan.Itu semu membuatku mencoba untuk menulis sebuah ,noveldengan latar belakang negri itu.Dan hasilnya novelku diterima oleh para pembaca.
***
“Halo Nid aku ada kabar gembira ni”,
“kabar apa rin??kau mau menikah ya ,jangan sekarang la aku belum libur nanti gak bisa datang”,
“bukan,itu sih iya Cuma calonnya masih kuliah jadi lama lagi”.
“oo baguslah siapa nama calonnya,trus apa kabar gembiranya?”.
Ada perasaan aneh waktu nida menanyakan siapa nama calonnya.pakah dia tidak merasa kalau yang kumaksud adalah dirinya.Jadi benar selama inio dia menganggapkucuma sebagai sahib saja tak lebih
“halo rin,,kok diam aja apa kabar gembiranya,jangan buat aku penasaran dong”.
Suara Nida di seberang sana membuyarkan lamunanku.
“Aku akan ke Mesir nid”,jawab ku seadanya
“wah baguslah nanti aku ajak lah kau jalan-jalan,ngapain ke Mesir?tapi kok suaranya lemas gitu,sedih karena mau berpisah sama calonnya,uda calonnya di bawa aja he..he..”.
Aku semakin terpuruk,calonnya itu kau nid,gerutu ku dalam hati.
“Aku mau meninjau lokasi,untuk pembutan film yang diangkat dari novel ku”
“hebat sekali kau,selamat ya,,eh rin sudah dulu ya aku ya harus pergi,assalamualaikum
“walaikumsalam”
Klik.Telpon dimatikan
***
Akhirnya aku bisa merasakan suasana kehidupan Mesir walau hanya untuk beberapa hari saja.Dan hari ini Nida berjanji untuk mengajakkku jalan-jalan dan mengenalkanku dengan teman-temannya.
“tenang rin,besok aku janji ngajak kau jalan-jalan trus nanti ku kenalkan la kau sama teman-teman ku,mana tau ada yang nyantol dihatimu gadis Mesir kan cantik-cantik”
Kalimat itu membuatku malas untuk keluar,aku tau gadis Mesir memang cantik-cantik tapi bagiku gadis yang paling cantik dan baik hanya Nida.Tapi mau tak mau aku harus tetap pergi karena berkali-kali Nida nelpon.
“ini dia Nid calon suami yang mau kamu kenalkan sama kami?”,salah seorang teman Nida berkata seperti itu saat aku berkenalan dengan mereka.Ada perasaan senang tapi aku melihat perubahan di wajahnya ntahlah mungkin dia tak suka dengan pernyataan temannya tadi.
“ah gak,sekarang dia masih sibuk dengan pekerjaannya,sabar dong nanti pasti aku kenalin kok”.
Glek!!!Pernyataan Nida barusan membuatku lemas berarti dia sudah menemukan tambatan hatinya dan itu tentu saja bukan aku.Dan dia juga mengatakan kalau calonnya juga ada di Mesir.
Nida tidak berlama-lama mengajakku berkenalan dengan temannya.Dia memenuhi janjinya mengajakku jaln-jalan mendatangi tempat-tempat wisata di sini.Karena sudah sore kami pulang.
***
Hari ini hari terakhir aku disini,besok aku akan kembali ke Indonesia.Sebenarnya belum selesai pekerjanku di sini tapi suasana hati memaksaku untuk minta izin pada produsen pulang lebih awal.Tapi sebelum pulang aku mendatangi piramida.Indah sekali bangunan ini,dulu aku pernah bermimpi mendatangi tempat ini bersama wanita yang aku cintai tapi itu hanyalah mimipi.Karena sekarang aku di sini hanya sendiri,aku tak mengajak wanita yang aku cintai bahkan memberi taunya pun tidak.Dan mungkin ini terakhir kalinya aku mendatangi tempat impian ku ini.
“Rin!!!”,aku seperti mendengar suara yang memanggilku dan itu seperti suara Nida.Ah tak mugkin dia tak tahu aku disini,dia juga sedang sibuk dengan tesis dan pujaan hatinya yang sudah dating jauh-jauh.
“Rin!!!”,sekali agiku bengar suara itu tapi aku tak juga membalikkan tubuhku.ku piker itu hanya lah halusinasku saja.
“Apakahkah kau tidak bisa menunggu ku beberapa hari lagi sampai tesisku diterima dan kau bisa membawa ku pulang ke Indonesia???”,aku membalikkan tubuh.
“Nida!! Ngapain kau di sini,bukankah kau harus menemui kekasihmu yang sudah datag jauh-jauh???”.
“Rin apakah sampai sekarang cinta itu masih terlarang??.
“apa maksudmu Nid?”
“Rin aku ingin kau pulang bersamaku nanti,apa kau tak bisa memperpanjang cutimu dan menunggu ku??”
“untuk apa Nid.Tak ada gunanya aku berlama-lama disini toh pekerjaanku sudah selesai dan tak mungki aku pulang bersamamu,sudah ada orang yang akan menemanimu pulang kan?”.
“Kau tau sapa orang itu Rin??”,
“Aku tak tahu tapi yang jelas dia bukan aku kan??”.
“Aku ingin kau menjadi sahabatku selamanya,aku ingin kau menjadi imam untukku dan anak-anakku nanti, Apa tak ada lagi sisa-sisa cintamu untukku?,Nida menangis dan tanpa ku sadari butiran-butiran bening juga telah membasahi pipiku.
“Tak ada lagi sisa-sisa cinta itu untukmu Nid”.
“Jadi kau”,aku menghapus air mata di pipi Nida
“Nid sisa cinta itu sudah tak ada karena sampe sekarang cintaku padamu masih utuh seperti dulu”,Nida mengangkat wajahnya dan dia tersenyum kesal
“Suka banget buat orang nangis”,Nida memukuli dadaku
***
Akhirnya aku menunda kepulanganku,aku memutuskan untuk menunggu Nida.Dan sekarang aku telah resmi menjadi suami Nida.Tak berapa lama sejak kejadian di piramid itu kami memutuskan untuk menikah,kami menghubungi orang tua kami masing-masing dan mereka setuju mereka juga sangat senang mendengar kabar ini.Akhirnya orang tua Nida sadar kalau pendidikan sangatlah penting oleh sebab itu mereka menyekolahkan adik terkecil Nida hingga keluar negri.
Akhirnya semua ini berakhir dengan bahagia Nida bisa menyadarkan orang tuanya bahwa harta yang lebih baik diberikan bukanlah materi tetapi ilmu.Dan aku Garin Fahmi Panjaitan bisa mencapai semua cita citaku,dan hidup bahagia bersama sahabat kecilku.
No comments:
Post a Comment